INILAH.COM, Bojonegoro - Peran orang tua untuk mengawasi anak sangat penting dalam bermain. Apalagi saat anak bermain yang bisa membahayakan dirinya. Seperti yang dialami oleh M Noval Fanani (11), murid Sekolah Dasar Negeri Sumbang 1 Bojonegoro. Ia harus mengganti bola mata kanannya dengan bola mata palsu karena terkena anak panah saat bermain panah-panahan dengan teman sebayanya.
Dokter spesialis mata yang ada di Bojonegoro, maupun Surabaya sudah tidak bisa mengembalikan bola matanya yang sudah pecah itu kembali normal. "Sebelumnya saya bawa ke dokter spesialis mata RSUD Bojonegoro, disarankan untuk dibawa ke RS Undaan Surabaya, setelah diperiksa kata dokter harus diganti dengan bola mata palsu," kata ayah Fani, M. Mabrur, Kamis (12/07/2012)
Kondisi ekonomi orang tua Fani yang pas-pasan untuk melakukan operasi mata, sehingga hari ini mendatangi Pusat Perlindungan Perempuan dan Anak (P3A) Pemkab Bojonegoro untuk meminta sumbangsih dari pemerintah setempat agar membantu biaya operasi. Hingga saat ini biaya untuk perawatan anaknya itu, Mabrur sudah mengeluarkan biaya sekitar Rp 19,39 juta.
"Untuk biaya perawatan ini, saya harus meminjam kepada keluarga dulu," ungkap pria asal Jalan Ade Irmasuryani Kecamatan Kota, Bojonegoro itu.
Sementara Fani menceritakan, saat itu dia bersama dengan lima teman sebayanya pada hari Kamis(14/6/2012), sekitar pukul 16.30wib, sedang bermain panah-panahan di pekarangan dekat rumahnya. Busur dan anak panah yang dibuat dari bambu itu awalnya digunakan untuk membidik pohon pisang.
Namun, saat bermaksud membidik pohon pisang itulah tidak sengaja mata Fani terkena anak panah yang runcing dan panjang sekitar 35 cm yang diluncurkan oleh Rafi. "Saya bermaksud mengambil anak panah saya didekat pohon pisang itu, tiba-tiba terkena busur dari Rafi," ungkapnya.
Dia mengaku kini kesulitan dengan menggunakan mata kirinya saja saat mengerjakan Ujian Sekolah beberapa waktu lalu. Apalagi saat dibuat menunduk dia merasa kesakitan. [beritajatim.com]
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar